Perbedaan Sifat Alami yang Mendasar Antara Pria dan Wanita
Ada perbedaan sifat alami yang mendasar, yang
membedakan antara pria dan wanita. Khususnya akan lebih jelas terlihat saat
usia memasuki tahap dewasa.
Pada usia anak-anak dan remaja perbedaan ini tidak
terlalu terlihat karena mereka memang dalam masa pertumbuhan.
Perbedaan ini dikarenakan adanya perbedaan struktur
otak antara pria dan wanita. Perbedaan struktur otak ini mengakibatkan
perbedaan pula cara memproses informasi yang masuk kedalam otak, dan
mengakibatkan pula perbedaan prioritas, tingkah laku, persepsi dan pengertian
pada pria dan wanita.
Berikut ini adalah beberapa perbedaan mendasar:
- Jangkauan Sudut Pandang:
Jika diukur dari hidung, maka wanita
mempunyai jangakauan sudut pandang yang relatif lebih besar.Menurut penelitian,
jangakauan sudut pandang wanita berkisar antara 45 derajat sampai dengan 180
derajat, diukur dari hidung kearah kanan kiri atas bawah.
Jadi kaum wanita, dengan jangkauan sudut
pandang yang luas itu bisa melihat isi lemari tanpa menggerakkan kepalanya,
hanya dengan modal plirak-plirik saja mereka bisa menemukan barang yang dicari.
Ini berbeda dengan kaum pria yang mempunyai
sudut pandang yang relatif lebih kecil. Pria jika memandang sesuatu maka otak
akan memproses pandangannya itu ibarat teropong bajak laut Jack Sparrow. Jauh
dan lebih fokus, dan juga akan mencari KATA yang tertulis diotak tentang benda
yang dicari atau ingin dilihat.
Contohnya begini:
Seorang pria hendak mencari susu DENKO yang berbentuk kotak dalam lemari es. Setelah dibuka pintunya, dan dilihat kedalam lemari es, ia tidak menemukan kotak susu bertulisan DENKO di dalam lemari es tersebut.
Kemudian datang wanita melihat kedalam lemari es tersebut, dan dalam sekejap ia menemukan kotak susu DENKO tersebut.
Seorang pria hendak mencari susu DENKO yang berbentuk kotak dalam lemari es. Setelah dibuka pintunya, dan dilihat kedalam lemari es, ia tidak menemukan kotak susu bertulisan DENKO di dalam lemari es tersebut.
Kemudian datang wanita melihat kedalam lemari es tersebut, dan dalam sekejap ia menemukan kotak susu DENKO tersebut.
Hal ini bisa terjadi karena perbedaan sudut
pandang tadi dan perbedaan cara otak memproses informasi yang diteruskan oleh
mata ke dalam otak.
Penelitian mengungkapkan bahwa otak pria
mencari kata DENKO di dalam lemari es. Jika posisi kotak DENKO tadi terbalik,
atau arahnya tidak mengarah bagian depan yang ada tulisannya, maka otak pria
akan menyimpulkan barangnya tidak ada atau tidak kelihatan.
- Struktur Otak
Dalam struktur otak wanita, kemampuan untuk
berbicara terutama ada dibagian depan otak kiri dan sebagian kecil di otak
sebelah kanan.Sementara untuk pria, kemampuan berbicara dan bahasa itu bukan
kemampuan otak yang penting. Adanyapun cuma di bagian otak kiri dan tidak ada
area yang spesifik. Otak pria itu terkotak-kotak dan mampu memilah-milah informasi
yang masuk.
Jadi jangan heran kalau wanita lebih senang
berbicara dan banyak pula yang dibicarakan, karena kedua belah otaknya mampu
bekerja sekaligus.
Di malam hari, setelah seharian penuh
beraktivitas, pria bisa menyimpan semuanya diotaknya. Sementara otak wanita
tidak bekerja seperti itu.
Informasi atau masalah yang diterimanya
akan terus berputar-putar dalam otaknya. Dan ini tidak akan berhenti sampai dia
bisa mencurahkan habis isi otaknya alias curhat.
Oleh sebab itu, kalo wanita bicara,
tujuannya adalah untuk mengeluarkan unek-uneknya, bukan untuk mencari
kesimpulan atau solusi seperti yang dilakukan kaum pria.
- Membangun Hubungan Lewat Percakapan
Rata-rata wanita bisa bicara 20 ribu kata
dalam sehari. Sementara pria hanya sekitar 7 ribu kata sehari atau bahkan lebih
sedikit dari itu.
Pria jika sudah menghabiskan 7 ribu kata, maka dia tidak akan berminat untuk bicara lebih lanjut.Persediaan si wanita tergantung dari apa yang sudah ia lakukan sepanjang hari. Kalau dia sudah banyak berbicara dengan orang lain hari itu, dia pun akan sedikit berbicara.
Kalau dia tinggal sendirian di rumah saja, mungkin ia sudah menggunakan 5 ribuan kata. Jadi masih ada 15 ribu lagi!
Pria jika sudah menghabiskan 7 ribu kata, maka dia tidak akan berminat untuk bicara lebih lanjut.Persediaan si wanita tergantung dari apa yang sudah ia lakukan sepanjang hari. Kalau dia sudah banyak berbicara dengan orang lain hari itu, dia pun akan sedikit berbicara.
Kalau dia tinggal sendirian di rumah saja, mungkin ia sudah menggunakan 5 ribuan kata. Jadi masih ada 15 ribu lagi!
·
Multitasking
Dari penelitian, pria cuma bisa melakukan
satu hal pada suatu waktu. Semua penelitian yang ada menemukan bahwa otak pria
lebih terspesialiasi, terbagi-bagi. Otak pria berkembang sedemikian sehingga
mereka hanya dapat berkonsentrasi pada satu hal yang spesifik pada suatu saat,
sehingga sering mereka bilang mereka bisa mengerjakan
semuanya tapi ‘satu-satu donk!!’.Kalo pria menepikan mobil untuk membaca peta, biasanya dia juga akan
mengecilkan suara radio atau tape. Banyak wanita yang bingung kenapa. Kan bisa saja baca peta sambil dengar radio dan bicara?
semuanya tapi ‘satu-satu donk!!’.Kalo pria menepikan mobil untuk membaca peta, biasanya dia juga akan
mengecilkan suara radio atau tape. Banyak wanita yang bingung kenapa. Kan bisa saja baca peta sambil dengar radio dan bicara?
Atau kadang wanita suka bingung: “Kalo dia
lagi baca koran, kok dia tidak
bisa dengar tadi saya bilang apa?”
Jawabannya adalah karena sedikit sekali
jaringan yang menghubungkan
otak kiri dan kanan pria, sehingga kalo pria yang lagi baca koran atau nonton TV di-scan otaknya, kita bakal tau bahwa dia seketika itu juga jadi budeg..
otak kiri dan kanan pria, sehingga kalo pria yang lagi baca koran atau nonton TV di-scan otaknya, kita bakal tau bahwa dia seketika itu juga jadi budeg..
Sementara otak wanita punya konstruksi yang
memungkinkan wanita melakukan banyak hal sekaligus atau kerennya multitasking
job. Wanita bisa melakukan banyak hal yang sama
sekali tidak berhubungan pada waktu bersamaan, dan otaknya tidak pernah putus,
selalu aktif.
Wanita bisa bicara di telpon, pada saat
yang sama masak di dapur dan nonton TV. Atau dia bisa nyetir, dandan,
mendengarkan radio dan bicara lewat hands-free, juga sambil nge-blog
Tapi karena wanita bisa pakai 2 sisi
otaknya secara bersamaan, banyak yang
bingung membedakan kanan dari kiri pada saat tertentu. Sekitar 50% wanita tidak
bisa secara langsung nunjuk mana kanan dan mana kiri kalau ditanya. Tapi pria
bisa secara langsung mengidentifikasi kanan dari kiri.
Coba saja sewaktu ikut wanita yang menyetir
mobil terus kita bilang “belok kanan” atau “belok kiri” TANPA menunjuk arah
pakai tangan atau menggerakkan tubuh yang lain, kemungkinan besar wanita akan
bertanya lagi nunjuk kiri kanan tanpa seketika tahu mana kanan atau kiri.
- Indirect Speech
Wanita kalau berbicara biasanya menggunakan
indirect speech alias memberikan isyarat tentang apa yang sebenarnya dia
inginkan.
Tujuannya adalah untuk menghindari konflik atau konfrontasi sehingga bisa terjalin hubungan yang harmonis satu sama lain.
Indirect speech biasanya menggunakan kata-kata seperti: ‘kayaknya’, ‘sepertinya’dan sebagainya.Ketika wanita bicara menggunakan indirect speech ke wanita lain, tidak pernah ada masalah.
Wanita lain cukup sensitif untuk mengerti maksud sebenarnya.
Tapi, bila dipakai untuk bicara dengan pria, bisa berakibat fatal!
Tujuannya adalah untuk menghindari konflik atau konfrontasi sehingga bisa terjalin hubungan yang harmonis satu sama lain.
Indirect speech biasanya menggunakan kata-kata seperti: ‘kayaknya’, ‘sepertinya’dan sebagainya.Ketika wanita bicara menggunakan indirect speech ke wanita lain, tidak pernah ada masalah.
Wanita lain cukup sensitif untuk mengerti maksud sebenarnya.
Tapi, bila dipakai untuk bicara dengan pria, bisa berakibat fatal!
Kebanyakan pria menggunakan bahasa langsung
atau direct speech dan mereka mengambil makna sebenarnya dari apa yang orang
lain katakan.
Contohnya:
Pada suatu hari pasangan Budi dan Wati akan pergi menghadiri undangan perkawinan tetangganya. Wati baru beli baju baru untuk kondangan. Ditangannya ada 2 pasang baju, satu berwarna putih dan satu lagi berwarna hijau. Lalu Wati bertanya kepada Budi.
Pada suatu hari pasangan Budi dan Wati akan pergi menghadiri undangan perkawinan tetangganya. Wati baru beli baju baru untuk kondangan. Ditangannya ada 2 pasang baju, satu berwarna putih dan satu lagi berwarna hijau. Lalu Wati bertanya kepada Budi.
“Mas, yang mana yang mesti Wati pakai untuk
kondangan nanti?” Tanya Wati. Mencoba jawaban diplomatis si Budi menjawab: ” Yang mana saja deh,
semua sama bagusnya..”
Wati: ” Ayo dong mas, yang mana yang kelihatan lebih bagus, yang putih apa yang ijo?” Budi: “Yang warna putih..”
Wati: “Memangnya yang ijo kenapa? Kamu memang dari dulu gak suka sama yang ijo, padahal aku beli mahal-mahal dan kamu gak suka kan..!” Budi (dalam hatinya): “Kalau tidak mau dengar pendapatku kok tadi maksa nanya!!
Wati: ” Ayo dong mas, yang mana yang kelihatan lebih bagus, yang putih apa yang ijo?” Budi: “Yang warna putih..”
Wati: “Memangnya yang ijo kenapa? Kamu memang dari dulu gak suka sama yang ijo, padahal aku beli mahal-mahal dan kamu gak suka kan..!” Budi (dalam hatinya): “Kalau tidak mau dengar pendapatku kok tadi maksa nanya!!
Dari contoh diatas, Budi pikir dia tadi
disuruh memecahkan atau mencari solusi dari masalah pemilihan baju. Tapi ketika
masalahnya sudah dia pecahkan si Wati malah kesal. Wati sebenarnya sedang
menggunakan bahasa tipe cewek banget atau istilahnya tadi itu indirect
speech. Wati sebenarnya sudah
memutuskan untuk memakai baju yang warna apa dan TIDAK sedang meminta
pendapat atau mencari solusi, yang Wati inginkan adalah konfirmasi bahwa
ia terlihat menarik atau cantik dengan memakai baju warna hijau tadi.
0 comments:
Post a Comment