Friday 5 December 2014

Makalah Kewiraushaan



BAB I
PENDAHULUAN
                                                                                                                           
A.                Latar Belakang
Kewirausahaan merujuk pada pribadi yang mulia, yang mampu berdiri diatas kemampuan sendiri, yang mampu mengambil keputusan untuk dirinya sendiri, serta mampu menerapkan tujuan yang dicapai atau dasar pertimbangannya sendiri.
Wirausahawan bukanlah sekedar pedagang, namun jadi lebih dalam dari maknanya, yaitu yang berkenaan dengan mental manusia, rasa percaya diri, efisiensi waktu, kreativitas, ketabahan, keuletan, kesungguhan dan moralitas dalam menjalankan usaha mandiri yang tujuannnya adalah untuk mempersiapkan tiap individu maupun masyarakat agar dapat hidup layak sebagai manusia yang kehadirannya ditujukan untuk mengembangkan dirinya, masyarakat, alam dan kehidupan.
Seseorang yang selalu mengutamakan tugas dan hasil, adalah orang yang selalu mengutamakan nilai-nilai motif berprestasi, berorientasi pada laba, ketekunan dan kerja keras. Dalam kewirausahaan peluang hanya diperoleh apabila ada inisiatif. Perilaku inisiatif biasanya diperoleh melalui pelatihan dan pengalaman bertahun-tahun dan pengembangannya diperoleh dengan cara disiplin diri, berpikir kritis, tanggap, bergairah dan semangat berprestasi.Berbagai motivasi akan muncul dalam bisnis jika kita berusaha menyingkirkan prestise.Kita akan mampu bekerja keras, enerjik, tanpa malu dilihat teman, asal yang kita kerjakan halal.

 
Seorang wirausahawan dalam bergerak selalu mengutamakan mengerjakan tugas - tugasnya dengan baik, sehingga mendapatkan hasil yang baik pula. Seorang wirausahawan sangat mengutamakan proses yang ia lakukan dalam menyelesaikan tugas, apakah berjalan secara efisien atau tidak. Seorang wirausahawan sangat memperhatikan keefisiennan dan keefektifan suatu tugas, karena ini menyangkut terhadap dana (modal) yang ia keluarkan, tenaga yang ia habiskan dan waktu yang ia pakai. Sedangkan seorang wirausahawan selalu berpedoman terhadap prinsip ekonomi yaitu "Berusaha untuk menggunakan modal yang sekecil - kecilnya untuk mendapatkan hasil (untung) yang sebesar - besarnya.
Banyak wirausaha yang memulai usahanya dengan menghayal dan bermimpi setinggi langit usaha yang di jalaninya tetap bertahan dan sukses, nah disinilah letak dari permasalahan dari seorang wirausaha bagaimana untuk mewujudkan mimpinya itu ? ternyata mimpi dapat merubah sikap, prilaku, tutur kata, pikiran, gerak-gerik dan bahkan seluruh energi yang kita miliki.  Seluruh tantangan dan rintangan harus sanggup kita hadapi. Jadi sangatlah penting seorang wirausaha memiiliki karakter berorientasi ke masa depan dalam mencapai mimpinya.

B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas maka yang menjadi masalah pokok dalam penelitian ini adalah :
1.        Apa pengertian Orientasi Masa Depan  ?
2.        Apa  Karakteristik yang harus dimiliki seorang wirausaha yang berorintasi masa depan ?
3.        Apa faktor yang mempengaruhi dalam berorientasi masa depan ?

C.    Tujuan Penelitian
Tujuan dari Makalah ini :
a)      Untuk mengetahui dan menjelaskan pengertian dari Orientasi Masa Depan.
b)      Untuk mengetahui tujuan dan manfaat dari Orientasi masa depan.
c)      Untuk mengetahui bagaimana karakter seorang wirausaha yang berorientasi masa depan.
d)     Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi dalam berorientasi masa depan.
e)      Mengetahui teknik penilaian dalam berorientasi masa depan.



BAB II
PEMBAHASAN

A.                Pengertian Orientasi Masa Depan

Orientasi masa depan adalah upaya antisipasi terhadap masa depan yang menjanjikan.Sebagaimana yang diungkapkan oleh Ellizabeth B Hurlock (1981) seorang wirausaha mulai memikirkan kebutuhan tentang masa depan secara sungguh-sungguh seorang wirausaha mulai memberikan perhatian kepada yang besar terhadap bebagai lapangan kehidupan yang akan dijalaninya. Diantara kehidupan di masa depan yang banyak mendapat perhatian dari wirausaha adalah lapangan pendidikan (Nurmi 1989), disamping dunia kerja dan hidup rumah tangga (havighurst 1984).
Menurut G Thrommsdorf (1983) Orientasi masa depan merupakan fenomena kognitif motivasional yang kompleks, yakni antisipasi dan evaluasi tentang diri di masa depan dalam interaksinya dengan lingkungan. Sedangkan menurut Nurmi(1991), Orientasi masa depan berkaitan erat dengan harapan, tujuan, standar, rencana, dan strategi pencapaian tujuan dimasa akan datang.
Skema kognitif memberikan suatu gambaran individu (wirausaha) tentang hal-hal yang dapat diantisipasi dimasa yang akan datang baik tentang dirinya maupun lingkungannya, atau bagaimana individu mampu menghadapi perubahan konteks dari berbagai aktifitas komplek dimasa datang.
Menurut Nurmi (1991) skema kognitif tersebut berinteraksi dengan tiga tahap proses pembentukan orientasi masa depan yaitu:
a.       Motivation (motivasi)
b.      Planning ( perencanaan)
c.       Evaluation ( evaluasi)




B.     Karakter Wirausaha Berorientasi ke Masa Depan

1.      Visioner

Visioner adalah seseorang yang mana dapat melihat jauh kedepan atau rencana jangka panjang, tanpa adanya batasan dan halanagan, serta bisa melakukan rencananya setelah dapat menarik kesimpulan. Perlu diketahui bahwa seorang visioner bisa melihat sesuatu peluang yaitu dimensi waktu maupun ruang tanpa ada batasan.  Karena dia memiliki pandangan jauh ke masa depan, dia selalu berusaha untuk berkarsa dan berkarya serta memiliki kemampuan dalam menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda dari sebelumnya dengan apa yang ada sekarang.
Pandangan jauh ke depan membaut seoarang wirausaha tidak akan mudah dan cepat puas dengan hasil karya yang dihasilkan dan terus mencoba mencari temuan-temuan yang baru. Oleh karna itu seorang wirausaha akan berusaha membuka banyak peluang dalam mencapai tujuannya.
Seorang wirausaha visioner memiliki ciri ciri :
a.       Mereka terus belajar.
Mereke selalu belajar dari pengalaman. Membaca dan mengikuti pelatihan dan kursus, mendengar orang lain, selalu ingin tahu, selalu bertanya. Mereka mengembangkan keterampilan baru, minat baru. Sehingga energi untuk belajar dan tumbuh akan denagn sendirinya muncul.
b.      Mereka berorientasi pada pelayanan
Sumber-sumber pertumbuhan mereka untuk melayani, memikirkan orang dengan disertai rasa tanggung jawab dan ikhlas yang bisa membawa manfaat bagi masyarakat.
c.       Mereka memancarkan energi positif
Air muka seorang wirausaha selalu terlihat riang, menyenangkan dan bahagia. Sikap mereka optimis, positif dan bergairah.
Bisnis utama para wirausaha yaitu “VISI”. Mereka selalu melakukan survey pasar untuk mengenal berbagai jenis kebutuhan konsumen. Singkatnya mereka melakukan segala aktivitas pemasaran dalam arti yang selaus-luasnya untuk memastikan visi yang telah dirumuskan laris terjual.
Dalam hal ini, sebauh visi bukan sekedar rumusan kata-kata yang indah yang puitis dan enak di dengar ataupun sebagai hasil dari ilmu pengetahuan. Visi tidak didapat dari suatu pendidikan, pelatihan ataupun keterampilan tetapi visi adalah proses renungan dsn pembelajaran yang berangkat dari hati dimana diberi hiasan dengan akal budi pekerti kemudian di wujudkan dengan tindakan nyata.
2.      Berpikir Positif

Berpikir positif adalah cara berpikir secara logis yang memandang sesuatu dari segi positifnya baik terhadap diri sendiri, orang lain, maupun keadaan lingkunganya. Sehingga dia dapat mencari jalan keluar dari masalah yang didapatnya.
Seorang wirausaha yang bijaksana akan selalu mengunakan pola pikir positif sehingga mampu membaca, menangkap, mengolah peluang yang muncul menjadi perubahan yang berprospek bukan mengembangkan usaha yang telah ada.

Memupuk kebiasaan berpikir positif merupakan hal terpenting dalam menumbuhkan jiwa wirausaha, sebagaimana diketahui bahwa pebisnis sukses di dunia ini yang tidak pernah merasa gagal dalam berusaha. Bila saja kita berpikir positif  tentu dapat menjadikan setiap kegagalan sebagai motivasi untuk terus maju.




 Tanda tanda seorang wirausaha berpikir positif :
a)      Selalu memiliki pandangan untuk perbaikan, kreatif, bekerja produktif
b)      Pikiran selalu diisi dengan tujuan dan niat yang baik
c)      Berpikir positif menghindarkan diri dari sifat ketidaksenangan
Sikap positif dari seoarang wirausaha :
a)      selalu menggunakan pikiran secara produktif
b)      bergaul dengan orang yang berpikiran dan tindakan wirausaha
c)      fleksibel dalam tindakan
d)     dapat mengubah lingkungan kearah yang positif
e)      mampu mengambil keputusan secara tepat dalam keadaan darurat.
Melalui dengan pikiran jernih dan positif yang diterapkan dalam berwirausaha akan membawa pengaruh yang sangat besar dan baik untuk keberhasilan usaha.
3.         Pengetahuan
Zaman sekarang pendidikan adalah nomor satu. Tenaga tak terdidik harganya murah sekali. Sebaliknya orang yang terdidik, memiliki ilmu dan keterampilan akan dibayar dengan sangat mahal. Benarlah Rasullullah yang mewajibkan menuntut ilmu dari ayunan sampai ke liang kubur. Pendidikan bukan berarti harus masuk perguruna tinggi, melainkan pendidikan dalam bentuk kursus, penataran dan membaca buku.
Goleman (1996) menyatakan bahwa kecerdasan emosional adalah kecakapan yang meliputi kemampuan untuk mengendalikan diri sendiri, memiliki daya tahan ketika menghadapi tantangan  dan rintangan, mengendalikan gejolak, tidak merasa puas, mengatur suasana hati, dan menggelola kecemasan supaya tidak menganggu kemampuan berpikir, dan berempati, serta  berharap.

Goleman (1995) mengungkapkan lima kecerdasan emosional yang dapat menjadi pedoman bagi individu untuk mencapai kesuksean, yaitu :
a.       Mengenali emosi sendiri.
b.      Mengelola emosi.
c.       Memotivasi diri.
d.      Mengenali emosi orang alin.
e.       Membina hubungan dengan orang lain.
 seorang wirausaha harus memiliki pengetahuan khusus terkait dengan bisnis yang akan dijalankannya. Tanpa mengetahui seluk-beluk produk atau dinamika market tertentu, seorang wirausaha menempatkan dirinya pada suatu kegagalan. Beberapa bekal pengetahuan yang harus dimiliki seorang wirausaha adalah :
a)      bekal pengetahuan bidang mengenai usaha yang akan digelutinya.
b)      bekal pengetahuan tentang peran dan tanggung jawab.
c)      Pengetahuan tentang kepribadian dan kemampuan diri.
d)     Pengetahuan dengan manajemen dan bisnis.
Dengan adanya bekal pengetahuan diatas, maka seoarang wirausaha bisa kreatif dan inovatif yang tercermin dalam :
a)      Kemampuan dan kemauan untuk memulai usaha (start-up).
b)      Kemampuan untuk mengerjakan sesuatu yang baru (creative).
c)      Kemampuan dalam mencari peluang (opportunity).
d)     Kemamapuan dan keberanian menanggung resiko (risk bearing).
e)      Kemampuan untuk mengembangkan ide dan sumber daya.




C.    KECERDASAN EMOSI / EMOTIONAL QUOTIENT (EQ)

           Kecerdasan emosi merupakan kemampuan untuk memotivasi diri sendiri dan bertahan menghadapi frustasi, mengendalikan dorongan hati dan tidak melebih-lebihkan kesenangan, mengatur suasana hati dan menjaga agar bebas stress tidak melumpuhkan kemampuan berpikir, berempati dan berdo’a. Keterampilan emosional adalah meta-ability, menentukan seberapa baik kita mampu menggunakan keterampilan-keterampilan lain maupun yang kita miliki termasuk intelektual yang belum terasah.
        
EQ mempunyai peranan penting dalam meraih kesuksesan pribadi dan profesional. Definisi dasar kecerdasan emosi dan memperluas kemampuan ini menjadi lima, diantaranya :
      1). Kesadaran Diri (Self Awareness)
           Kesadaran diri, mengenali perasaan sewaktu perasaan itu terjadi, merupakan dasar kecerdasan emosi. Ketidakmampuan untuk mencermati perasaan kita yang sesungguhnya membuat kita berada dalam kekuasaan perasaan. Orang yang memiliki keyakinan yang lebih tentang perasaannya adalah pilot yang handal bagi kehidupan mereka karena memiliki kepekaan yang lebih tinggi akan perasaan mereka yang sesungguhnya atas pengambilan keputusan masalah-masalah pribadi, mulai dari masalah siapa yang akan dinikahi sampai ke pekerjaan apa yang akan diambil.
       2). Pengaturan Diri (Self Regulation)
           Menangani perasaan agar dapat diungkapkan dengan tepat merupakan kecakapan yang bergantung kesadaran diri. Orang yang buruk kemampuannya akan terus-menerus bertarung melawan perasaan murung, sementara mereka yang pintar bangkit lagi dengan cepat dari kemerosotan dan kejatuhan dalam hidup. Pengaturan Diri dibagi menjadi: Kendali diri, Dapat dipercaya, Kehati-hatian, Adaptabilitas, Inovasi.

           3). Memotivasi Diri Sendiri (Motivation)
                Menata emosi sebagai alat untuk mencapai tujuan adalah hal yang sangat penting dalam kaitan untuk memberi perhatian, untuk memotivasi dan menguasai diri sendiri dan untuk berkreasi. Menahan diri terhadap kepuasan dan mengendalikan dorongan hati, adalah landasan keberhasilan dalam usaha. Orang yang memiliki keterampilan ini cenderung jauh lebih produktif dan efektif dalam hal apapun yang dikerjakan. Motivasi dibagi menjadi: Dorongan prestasi, Komitmen, Inisiatif, Optimisme.
           4). Mengenali Emosi Orang Lain (Empathy)
                Empati merupakan kemampuan yang juga bergantung pada kesadaran emosional. Empati merupakan keterampilan bergaul dasar. Orang yang empatik lebih mampu menangkap sinyal sosial yang tersembunyi yang mengisyaratkan apa-apa yang dibutuhkan atau dikehendaki orang lain.
             
              5). Keterampilan Sosial (Social Skills)
                  Seni membina hubungan merupakan keterampilan mengelola emosi orang lain. Ini merupakan keterampilan yang menunjang popularitas, kepemimpinan dan keberhasilan antar pribadi. Orang yang hebat dalam keterampilan ini sukses dalam bidang apapun yang mengandalkan pergaulan yang mulus dengan orang lain. Enterpreneur yang memiliki kecerdasan emosi optimal lebih berpeluang mencapai puncak keberhasilannya. Karena seorang enterpreneur yang memiliki kecerdasan emosi optimal akan tetap menganggap bahwa krisis adalah peluang. Enterpreneur harus tetap jeli dalam memanfaatkan emosinya. Sebaliknya, jika seseorang secara intelektual cerdas kebanyakan bukanlah seorang enterpreneur yang berhasil dalam bisnis dan kehidupan pribadinya
.
D.                Konsep 10 D Dari Bygrave

a)      Dream. Seorang wirausaha mempunyai visi bagaimana keinginannya terhadap masa depan pribadi dan bisnisnya dan yang penting dia mempunyai kemampuan untuk mewujudkan impian.
b)      Decisiveness. Seorang wirausaha adalah orang yang tidak bekerja lambat. Kecepatan dan ketepatan mengambil keputusan adalah merupakan factor kunci dalam kesuksesan bisnisnya.
c)      Doers. Seorang wirausaha tidak mau menunda – nunda kesempatan yang dapat di manfaatkan.
d)     Determination. Seorang wirausaha dalam melaksanakan kegiatannya memiliki rasa tanggung jawab tinggi dan tidak mau menyerah, walaupun dihadapkan pada rintangan yang sulit diatasi.
e)       Dedication. Dedikasi seorang wirausahawan sangat tinggi, semua perhatian dan kegiatannya dipusatkan semata – mata untuk kegiatan bisnisnya.
f)        Devotion. Berarti kegemaran atau kegila – gilaan. Hal inilah yang mendorong dia mencapai keberhasilan yang sangat efektif untuk menjual produk yang ditawarkannya, karena seorang wirausahawan akan  mencintai pekerjaan bisnisnya.
g)      Details. Seorang wirausahawan akan selalu memperhatikan faktor kritis. Dia tidak mengabaikan faktor kecil tertentu yang dapat menghambat kegiatan usahanya.
h)      Destiny. Wirausaha bertanggung jawab terhadap nasib dan tujuan yang hendak dicapainya.
i)        Dollars. Wirausahawan tidak sangat mengutamakan kekayaan, motivasinya bukan memperoleh uang, akan
tetapi uang dianggap sebagai ukuran kesuksesan bisnisnya.
j)        Distribute. Seorang wirausahawan bersedia mendistribusikan kepemilikan bisnisnya terhadap orang kepercayannya, yaitu orang yang kritis dan mau diajak mencapai sukses dalam bisnis.

E.     Faktor Yang Mempengaruhi Pembentukan Orientasi Masa Depan

1.      Motivasi Berprestasi

Motivasi berprestasi adalah keinginan untuk menyelesaikan sesuatu untuk mencapai standar kesuksesan dan untuk mencapai kesuksesan.(  Strantock,1998) Mc Clellan mengunakan istilah need for achievement untuk memotivasi berprestasi ,dan mendefinisikannya sebagai suatu dorongan pada seseorang untuk berhasil dalam berkompetisi yang didasarkan atas suatu standra keunggulan.
Menurut Hainz Heckhausen (1967) motivasi berprestasi adalah dorongan individu untuk meningkatkan atau mempertahankan kecakapan setinggi mungkin dalam segala aktivitas dimana suatu standar keunggulan digunakan sebagai suatu pembanding.
Standar keunggulan tersebut mencangkup tiga hal yaitu:
a)      Standar keunggulan tugas yaitu keunggulan yang berkaitan dengan pencapain tugas secara sebaik-baiknya
b)      Standar keunggulan diri yaitu standar keunggulan yang berhubungan dengan pencapaian prestasi belajar yang lebih tinggi dibanding sebelumnya.
c)      Standar keunggulan orang lain yaitu standar yang berhubungan dengan pencapaian prestasi yang setara

2.      Iklim lingkungan

Iklim sangat berkaitan erat dengan keberhasilan seorang wirausaha dilingkungannya, artinya iklim lingkungan yang kondunsif akan membangkitkan semangat keberhasilan mereka. Sebaliknya iklim lingkungan yang kurang sehat akan menghambat keberhasilan mereka yang pada akhirnya akan mempengaruhi kesuksesan usahanya.

3.      Lingkungan Keluarga

Tujuh variabel yang dianngap mewakili latar belakang keluarga:
a)      Jumlah anggota keluarga
b)      pendidikan orang tua
c)      status jabatan keluarga
d)     penghasilan keluarga
e)      pengaturan rumah
f)       kepemilikan
g)      lingkungan pendidikan rumah

4.      Resiliensi
Resiliensi adalah kemampuan atau kapasitas insani memungkinkanya untuk menghadapi,mencegah,meminimalkan dari kondisi yang tidak menyenangkan atau mencegah kondisi untuk diatasi.
Resiliensi adalah kemampuan untuk beradaptasi dan tetap teguh dalam keadaan sulit. (Reivich dan Shatte,2002) resiliensi dibangun dari beberapa kemampuan yang berbeda dan hampir tidak ada satupun individu yang secara keseluruhan memilki kemampuan tersebut dengan baik.

Kemampuan resiliensi ini terdiri dari :

a)      Regulasi emosi, menurut Reivich dan Shatte (2002) regulasi emosi adalah kemampuan untuk tetap tenang dalam tekanan
b)      Pengendalian implus Reivich dan shatte (2002) mendefinisikan pengendalian impus adalah kemampuan mengendalikan keinginan , dorongan,kesukaan, serta tekanan yang muncul dari dalam diri seseorang.
c)      Optimisme, individu yang resilien adalah individu yang optimis.mereka memilki harapan dimasa yang akan datang dan percaya dapat mengontrol arah hidupnya.
d)     Empati, mempresentasikan bahwa individu mampu membaca tanda-tanda psikologis dan emosi dari orang lain.
e)      Analisis penyebab masalah, Seligman ( dalam Reivich  dan Shatte,2002) mengungkapkan sebuah konsep yang berhubungan erat dengan analisis penyebab masalah yaitu gaya berfikir .
f)       Efikasi diri, Reivich dan Shatte(2002) mendefinisikan efikasi diri sebagai keyakinan pada kemampuan diri sendiri untuk menghadapi dam memecahkan masalah dengan efektif .



BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Orientasi masa depan adalah upaya antisipasi terhadap masa depan yang menjanjikan dengan memanfaatkan semua peluang yang ada. Orientasi masa depan berkaitan erat dengan harapan, tujuan, standar, rencana, dan strategi pencapaian tujuan dimasa akan datang.
Ada tiga tahap proses pembentukan orientasi masa depan yaitu:
a.       Motivation (motivasi)
b.      Planning ( perencanaan)
c.       Evaluation ( evaluasi)
karakter seoarang wirausaha yang berorientasi ke masa depan adalah :
1.      Seoarang visioner
2.      Selalu menggunakan pola pikir secaraa positif
3.      Memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam menjalankan usahanya.
Dalam berorientasi masa depan seorang wirausaha  dipengaruhi oleh faktor-faktor :
1.      Motivasi berprestasi
2.      Iklim lingkungan
3.      Lingkungan keluarga
4.       Resiliensi



B.     Saran
Dalam meraih  kesuksesan seorang wirausaha harus memiliki karakter selalu berorientasi ke masa depan dengan selalu memanfaatkan semua peluang yang ada, serta mencoba menemukan ide-ide terbaru dalam berkarya. Jangan pernah menyerah jika sekali mengalami kegagalan tetaplah bersemangat dan berpikir positif.



DAFTAR PUSTAKA


Desmita. Perkembangan kewirausahaan
Diana Anastasia dan Setiawati Lilis (2000) Kewirausahaan No Limit. CV. Andi Offset: Yogyakarta
Gelinas, U. J, S.G. Sutton, and A. E. Oram (1998) entrepeneurship, 4th Edition. Cincinati: Suoth-Western College Publishing.
http :// cetak.kompas.com.orientasi masa depan cukupkah
http ://greezarl.wordpress.com/2009/03/08.masa remaja refleksi masa depan

0 comments:

Post a Comment

Powered by Blogger.
Final Fantasy 7 Cloud Strife

Vidoeku

 
Iman Dan Taqwa Di Lengkapi | Dengan Keihlasan | Sibocahbiru016