BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Kewirausahaan merujuk pada pribadi yang mulia, yang
mampu berdiri diatas kemampuan sendiri, yang mampu mengambil keputusan untuk
dirinya sendiri, serta mampu menerapkan tujuan yang dicapai atau dasar
pertimbangannya sendiri.
Wirausahawan bukanlah sekedar pedagang, namun jadi lebih dalam dari maknanya, yaitu yang berkenaan dengan mental manusia, rasa percaya diri, efisiensi waktu, kreativitas, ketabahan, keuletan, kesungguhan dan moralitas dalam menjalankan usaha mandiri yang tujuannnya adalah untuk mempersiapkan tiap individu maupun masyarakat agar dapat hidup layak sebagai manusia yang kehadirannya ditujukan untuk mengembangkan dirinya, masyarakat, alam dan kehidupan.
Wirausahawan bukanlah sekedar pedagang, namun jadi lebih dalam dari maknanya, yaitu yang berkenaan dengan mental manusia, rasa percaya diri, efisiensi waktu, kreativitas, ketabahan, keuletan, kesungguhan dan moralitas dalam menjalankan usaha mandiri yang tujuannnya adalah untuk mempersiapkan tiap individu maupun masyarakat agar dapat hidup layak sebagai manusia yang kehadirannya ditujukan untuk mengembangkan dirinya, masyarakat, alam dan kehidupan.
Seseorang
yang selalu mengutamakan tugas dan hasil, adalah orang yang selalu mengutamakan
nilai-nilai motif berprestasi, berorientasi pada laba, ketekunan dan kerja
keras. Dalam kewirausahaan peluang hanya diperoleh apabila ada inisiatif. Perilaku
inisiatif biasanya diperoleh melalui pelatihan dan pengalaman bertahun-tahun
dan pengembangannya diperoleh dengan cara disiplin diri, berpikir kritis,
tanggap, bergairah dan semangat berprestasi.Berbagai motivasi akan muncul dalam
bisnis jika kita berusaha menyingkirkan prestise.Kita akan mampu bekerja keras,
enerjik, tanpa malu dilihat teman, asal yang kita kerjakan halal.
Seorang
wirausahawan dalam bergerak selalu mengutamakan mengerjakan tugas - tugasnya
dengan baik, sehingga mendapatkan hasil yang baik pula. Seorang wirausahawan
sangat mengutamakan proses yang ia lakukan dalam menyelesaikan tugas, apakah
berjalan secara efisien atau tidak. Seorang wirausahawan sangat memperhatikan
keefisiennan dan keefektifan suatu tugas, karena ini menyangkut terhadap dana
(modal) yang ia keluarkan, tenaga yang ia habiskan dan waktu yang ia pakai.
Sedangkan seorang wirausahawan selalu berpedoman terhadap prinsip ekonomi yaitu
"Berusaha untuk menggunakan modal yang sekecil - kecilnya untuk
mendapatkan hasil (untung) yang sebesar - besarnya.
Banyak
wirausaha yang memulai usahanya dengan menghayal dan bermimpi setinggi langit
usaha yang di jalaninya tetap bertahan dan sukses, nah disinilah letak dari
permasalahan dari seorang wirausaha bagaimana untuk mewujudkan mimpinya itu ?
ternyata mimpi dapat merubah sikap, prilaku, tutur kata, pikiran, gerak-gerik
dan bahkan seluruh energi yang kita miliki.
Seluruh tantangan dan rintangan harus sanggup kita hadapi. Jadi
sangatlah penting seorang wirausaha memiiliki karakter berorientasi ke masa
depan dalam mencapai mimpinya.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas maka yang menjadi masalah pokok
dalam penelitian ini adalah :
1.
Apa pengertian Orientasi Masa Depan ?
2.
Apa Karakteristik yang
harus dimiliki seorang wirausaha yang berorintasi masa depan ?
3.
Apa faktor yang mempengaruhi dalam berorientasi masa depan ?
C.
Tujuan Penelitian
Tujuan dari Makalah
ini :
a) Untuk mengetahui
dan menjelaskan pengertian dari Orientasi Masa Depan.
b) Untuk mengetahui tujuan
dan manfaat dari Orientasi masa depan.
c) Untuk mengetahui
bagaimana karakter seorang wirausaha yang berorientasi masa depan.
d) Untuk mengetahui
faktor yang mempengaruhi dalam berorientasi masa depan.
e) Mengetahui teknik
penilaian dalam berorientasi masa depan.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Orientasi Masa Depan
Orientasi
masa depan adalah upaya antisipasi terhadap masa depan yang
menjanjikan.Sebagaimana yang diungkapkan oleh Ellizabeth B Hurlock (1981) seorang wirausaha mulai memikirkan
kebutuhan tentang masa depan secara sungguh-sungguh seorang wirausaha mulai
memberikan perhatian kepada yang besar terhadap bebagai lapangan kehidupan yang
akan dijalaninya. Diantara kehidupan di masa depan yang banyak mendapat
perhatian dari wirausaha adalah lapangan pendidikan (Nurmi 1989), disamping
dunia kerja dan hidup rumah tangga (havighurst
1984).
Menurut G Thrommsdorf (1983) Orientasi masa depan merupakan fenomena
kognitif motivasional yang kompleks, yakni antisipasi dan evaluasi tentang diri
di masa depan dalam interaksinya dengan lingkungan. Sedangkan menurut
Nurmi(1991), Orientasi masa depan berkaitan erat dengan harapan, tujuan,
standar, rencana, dan strategi pencapaian tujuan dimasa akan datang.
Skema kognitif memberikan suatu
gambaran individu (wirausaha) tentang hal-hal yang dapat diantisipasi dimasa
yang akan datang baik tentang dirinya maupun lingkungannya, atau bagaimana
individu mampu menghadapi perubahan konteks dari berbagai aktifitas komplek
dimasa datang.
Menurut Nurmi (1991) skema kognitif
tersebut berinteraksi dengan tiga tahap proses pembentukan orientasi masa depan
yaitu:
a.
Motivation (motivasi)
b.
Planning ( perencanaan)
c.
Evaluation ( evaluasi)
B. Karakter Wirausaha Berorientasi ke Masa Depan
1. Visioner
Visioner
adalah seseorang yang mana dapat melihat jauh kedepan atau rencana jangka
panjang, tanpa adanya batasan dan halanagan, serta bisa melakukan rencananya
setelah dapat menarik kesimpulan. Perlu diketahui bahwa seorang visioner bisa
melihat sesuatu peluang yaitu dimensi waktu maupun ruang tanpa ada batasan. Karena dia memiliki pandangan jauh ke masa
depan, dia selalu berusaha untuk berkarsa dan berkarya serta memiliki kemampuan
dalam menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda dari sebelumnya dengan apa yang
ada sekarang.
Pandangan jauh
ke depan membaut seoarang wirausaha tidak akan mudah dan cepat puas dengan
hasil karya yang dihasilkan dan terus mencoba mencari temuan-temuan yang baru.
Oleh karna itu seorang wirausaha akan berusaha membuka banyak peluang dalam
mencapai tujuannya.
Seorang
wirausaha visioner memiliki ciri ciri :
a.
Mereka terus belajar.
Mereke selalu belajar dari
pengalaman. Membaca dan mengikuti pelatihan dan kursus, mendengar orang lain,
selalu ingin tahu, selalu bertanya. Mereka mengembangkan keterampilan baru,
minat baru. Sehingga energi untuk belajar dan tumbuh akan denagn sendirinya
muncul.
b.
Mereka berorientasi pada pelayanan
Sumber-sumber pertumbuhan mereka
untuk melayani, memikirkan orang dengan disertai rasa tanggung jawab dan ikhlas
yang bisa membawa manfaat bagi masyarakat.
c.
Mereka memancarkan energi positif
Air muka seorang wirausaha selalu
terlihat riang, menyenangkan dan bahagia. Sikap mereka optimis, positif dan
bergairah.
Bisnis utama
para wirausaha yaitu “VISI”. Mereka selalu melakukan survey pasar untuk
mengenal berbagai jenis kebutuhan konsumen. Singkatnya mereka melakukan segala
aktivitas pemasaran dalam arti yang selaus-luasnya untuk memastikan visi yang
telah dirumuskan laris terjual.
Dalam hal
ini, sebauh visi bukan sekedar rumusan kata-kata yang indah yang puitis dan
enak di dengar ataupun sebagai hasil dari ilmu pengetahuan. Visi tidak didapat
dari suatu pendidikan, pelatihan ataupun keterampilan tetapi visi adalah proses
renungan dsn pembelajaran yang berangkat dari hati dimana diberi hiasan dengan
akal budi pekerti kemudian di wujudkan dengan tindakan nyata.
2. Berpikir Positif
Berpikir
positif adalah cara berpikir secara logis yang memandang sesuatu dari segi
positifnya baik terhadap diri sendiri, orang lain, maupun keadaan lingkunganya.
Sehingga dia dapat mencari jalan keluar dari masalah yang didapatnya.
Seorang wirausaha yang bijaksana akan selalu
mengunakan pola pikir positif sehingga mampu membaca, menangkap, mengolah
peluang yang muncul menjadi perubahan yang berprospek bukan mengembangkan usaha
yang telah ada.
Memupuk
kebiasaan berpikir positif merupakan hal terpenting dalam menumbuhkan jiwa
wirausaha, sebagaimana diketahui bahwa pebisnis sukses di dunia ini yang tidak
pernah merasa gagal dalam berusaha. Bila saja kita berpikir positif tentu dapat menjadikan setiap kegagalan
sebagai motivasi untuk terus maju.
Tanda tanda seorang wirausaha berpikir positif
:
a)
Selalu memiliki pandangan untuk perbaikan, kreatif,
bekerja produktif
b)
Pikiran selalu diisi dengan tujuan dan niat yang baik
c)
Berpikir positif menghindarkan diri dari sifat
ketidaksenangan
Sikap
positif dari seoarang wirausaha :
a)
selalu menggunakan pikiran secara produktif
b)
bergaul dengan orang yang berpikiran dan tindakan
wirausaha
c)
fleksibel dalam tindakan
d)
dapat mengubah lingkungan kearah yang positif
e)
mampu mengambil keputusan secara tepat dalam keadaan
darurat.
Melalui
dengan pikiran jernih dan positif yang diterapkan dalam berwirausaha akan
membawa pengaruh yang sangat besar dan baik untuk keberhasilan usaha.
3.
Pengetahuan
Zaman
sekarang pendidikan adalah nomor satu. Tenaga tak terdidik harganya murah
sekali. Sebaliknya orang yang terdidik, memiliki ilmu dan keterampilan akan
dibayar dengan sangat mahal. Benarlah Rasullullah yang mewajibkan menuntut ilmu
dari ayunan sampai ke liang kubur. Pendidikan bukan berarti harus masuk
perguruna tinggi, melainkan pendidikan dalam bentuk kursus, penataran dan
membaca buku.
Goleman
(1996) menyatakan bahwa kecerdasan emosional adalah kecakapan yang meliputi
kemampuan untuk mengendalikan diri sendiri, memiliki daya tahan ketika
menghadapi tantangan dan rintangan,
mengendalikan gejolak, tidak merasa puas, mengatur suasana hati, dan menggelola
kecemasan supaya tidak menganggu kemampuan berpikir, dan berempati, serta berharap.
Goleman
(1995) mengungkapkan lima kecerdasan emosional yang dapat menjadi pedoman bagi
individu untuk mencapai kesuksean, yaitu :
a.
Mengenali emosi sendiri.
b.
Mengelola emosi.
c.
Memotivasi diri.
d.
Mengenali emosi orang alin.
e.
Membina hubungan dengan orang lain.
seorang wirausaha harus memiliki pengetahuan
khusus terkait dengan bisnis yang akan dijalankannya. Tanpa mengetahui
seluk-beluk produk atau dinamika market tertentu, seorang wirausaha menempatkan
dirinya pada suatu kegagalan. Beberapa bekal pengetahuan yang harus dimiliki
seorang wirausaha adalah :
a)
bekal pengetahuan bidang mengenai usaha yang akan digelutinya.
b)
bekal pengetahuan tentang peran dan tanggung jawab.
c)
Pengetahuan tentang kepribadian dan kemampuan diri.
d)
Pengetahuan dengan manajemen dan bisnis.
Dengan
adanya bekal pengetahuan diatas, maka seoarang wirausaha bisa kreatif dan
inovatif yang tercermin dalam :
a)
Kemampuan dan kemauan untuk memulai usaha (start-up).
b)
Kemampuan untuk mengerjakan sesuatu yang baru
(creative).
c)
Kemampuan dalam mencari peluang (opportunity).
d)
Kemamapuan dan keberanian menanggung resiko (risk
bearing).
e)
Kemampuan untuk mengembangkan ide dan sumber daya.
C. KECERDASAN EMOSI / EMOTIONAL QUOTIENT (EQ)
Kecerdasan emosi merupakan kemampuan untuk memotivasi diri sendiri dan bertahan menghadapi frustasi, mengendalikan dorongan hati dan tidak melebih-lebihkan kesenangan, mengatur suasana hati dan menjaga agar bebas stress tidak melumpuhkan kemampuan berpikir, berempati dan berdo’a. Keterampilan emosional adalah meta-ability, menentukan seberapa baik kita mampu menggunakan keterampilan-keterampilan lain maupun yang kita miliki termasuk intelektual yang belum terasah.
EQ mempunyai peranan penting dalam meraih kesuksesan pribadi dan
profesional. Definisi dasar kecerdasan emosi dan memperluas kemampuan ini
menjadi lima, diantaranya :
1). Kesadaran Diri (Self Awareness)
Kesadaran diri, mengenali perasaan sewaktu perasaan itu terjadi, merupakan dasar kecerdasan emosi. Ketidakmampuan untuk mencermati perasaan kita yang sesungguhnya membuat kita berada dalam kekuasaan perasaan. Orang yang memiliki keyakinan yang lebih tentang perasaannya adalah pilot yang handal bagi kehidupan mereka karena memiliki kepekaan yang lebih tinggi akan perasaan mereka yang sesungguhnya atas pengambilan keputusan masalah-masalah pribadi, mulai dari masalah siapa yang akan dinikahi sampai ke pekerjaan apa yang akan diambil.
2). Pengaturan Diri (Self Regulation)
Menangani perasaan agar dapat diungkapkan dengan tepat merupakan kecakapan yang bergantung kesadaran diri. Orang yang buruk kemampuannya akan terus-menerus bertarung melawan perasaan murung, sementara mereka yang pintar bangkit lagi dengan cepat dari kemerosotan dan kejatuhan dalam hidup. Pengaturan Diri dibagi menjadi: Kendali diri, Dapat dipercaya, Kehati-hatian, Adaptabilitas, Inovasi.
1). Kesadaran Diri (Self Awareness)
Kesadaran diri, mengenali perasaan sewaktu perasaan itu terjadi, merupakan dasar kecerdasan emosi. Ketidakmampuan untuk mencermati perasaan kita yang sesungguhnya membuat kita berada dalam kekuasaan perasaan. Orang yang memiliki keyakinan yang lebih tentang perasaannya adalah pilot yang handal bagi kehidupan mereka karena memiliki kepekaan yang lebih tinggi akan perasaan mereka yang sesungguhnya atas pengambilan keputusan masalah-masalah pribadi, mulai dari masalah siapa yang akan dinikahi sampai ke pekerjaan apa yang akan diambil.
2). Pengaturan Diri (Self Regulation)
Menangani perasaan agar dapat diungkapkan dengan tepat merupakan kecakapan yang bergantung kesadaran diri. Orang yang buruk kemampuannya akan terus-menerus bertarung melawan perasaan murung, sementara mereka yang pintar bangkit lagi dengan cepat dari kemerosotan dan kejatuhan dalam hidup. Pengaturan Diri dibagi menjadi: Kendali diri, Dapat dipercaya, Kehati-hatian, Adaptabilitas, Inovasi.
3). Memotivasi Diri Sendiri (Motivation)
Menata emosi sebagai alat untuk mencapai tujuan adalah hal yang sangat penting dalam kaitan untuk memberi perhatian, untuk memotivasi dan menguasai diri sendiri dan untuk berkreasi. Menahan diri terhadap kepuasan dan mengendalikan dorongan hati, adalah landasan keberhasilan dalam usaha. Orang yang memiliki keterampilan ini cenderung jauh lebih produktif dan efektif dalam hal apapun yang dikerjakan. Motivasi dibagi menjadi: Dorongan prestasi, Komitmen, Inisiatif, Optimisme.
4). Mengenali
Emosi Orang Lain (Empathy)
Empati merupakan kemampuan yang juga bergantung pada kesadaran emosional. Empati merupakan keterampilan bergaul dasar. Orang yang empatik lebih mampu menangkap sinyal sosial yang tersembunyi yang mengisyaratkan apa-apa yang dibutuhkan atau dikehendaki orang lain.
Empati merupakan kemampuan yang juga bergantung pada kesadaran emosional. Empati merupakan keterampilan bergaul dasar. Orang yang empatik lebih mampu menangkap sinyal sosial yang tersembunyi yang mengisyaratkan apa-apa yang dibutuhkan atau dikehendaki orang lain.
5).
Keterampilan Sosial (Social Skills)
Seni membina hubungan merupakan keterampilan mengelola emosi orang lain. Ini merupakan keterampilan yang menunjang popularitas, kepemimpinan dan keberhasilan antar pribadi. Orang yang hebat dalam keterampilan ini sukses dalam bidang apapun yang mengandalkan pergaulan yang mulus dengan orang lain. Enterpreneur yang memiliki kecerdasan emosi optimal lebih berpeluang mencapai puncak keberhasilannya. Karena seorang enterpreneur yang memiliki kecerdasan emosi optimal akan tetap menganggap bahwa krisis adalah peluang. Enterpreneur harus tetap jeli dalam memanfaatkan emosinya. Sebaliknya, jika seseorang secara intelektual cerdas kebanyakan bukanlah seorang enterpreneur yang berhasil dalam bisnis dan kehidupan pribadinya
Seni membina hubungan merupakan keterampilan mengelola emosi orang lain. Ini merupakan keterampilan yang menunjang popularitas, kepemimpinan dan keberhasilan antar pribadi. Orang yang hebat dalam keterampilan ini sukses dalam bidang apapun yang mengandalkan pergaulan yang mulus dengan orang lain. Enterpreneur yang memiliki kecerdasan emosi optimal lebih berpeluang mencapai puncak keberhasilannya. Karena seorang enterpreneur yang memiliki kecerdasan emosi optimal akan tetap menganggap bahwa krisis adalah peluang. Enterpreneur harus tetap jeli dalam memanfaatkan emosinya. Sebaliknya, jika seseorang secara intelektual cerdas kebanyakan bukanlah seorang enterpreneur yang berhasil dalam bisnis dan kehidupan pribadinya
.
D.
Konsep 10 D
Dari Bygrave
a) Dream.
Seorang wirausaha mempunyai visi bagaimana keinginannya terhadap masa depan
pribadi dan bisnisnya dan yang penting dia mempunyai kemampuan untuk mewujudkan
impian.
b) Decisiveness.
Seorang wirausaha adalah orang yang tidak bekerja lambat. Kecepatan dan
ketepatan mengambil keputusan adalah merupakan factor kunci dalam kesuksesan
bisnisnya.
c) Doers.
Seorang wirausaha tidak mau menunda – nunda kesempatan yang dapat di
manfaatkan.
d) Determination.
Seorang wirausaha dalam melaksanakan kegiatannya memiliki rasa tanggung jawab
tinggi dan tidak mau menyerah, walaupun dihadapkan pada rintangan yang sulit
diatasi.
e) Dedication. Dedikasi seorang wirausahawan
sangat tinggi, semua perhatian dan kegiatannya dipusatkan semata – mata untuk
kegiatan bisnisnya.
f) Devotion. Berarti kegemaran atau kegila –
gilaan. Hal inilah yang mendorong dia mencapai keberhasilan yang sangat efektif
untuk menjual produk yang ditawarkannya, karena seorang wirausahawan akan mencintai pekerjaan bisnisnya.
g) Details.
Seorang wirausahawan akan selalu memperhatikan faktor kritis. Dia tidak
mengabaikan faktor kecil tertentu yang dapat menghambat kegiatan usahanya.
h) Destiny.
Wirausaha bertanggung jawab terhadap nasib dan tujuan yang hendak dicapainya.
i)
Dollars. Wirausahawan tidak sangat mengutamakan
kekayaan, motivasinya bukan memperoleh uang, akan
tetapi uang dianggap sebagai ukuran kesuksesan bisnisnya.
tetapi uang dianggap sebagai ukuran kesuksesan bisnisnya.
j)
Distribute. Seorang wirausahawan bersedia
mendistribusikan kepemilikan bisnisnya terhadap orang kepercayannya, yaitu
orang yang kritis dan mau diajak mencapai sukses dalam bisnis.
E. Faktor Yang Mempengaruhi Pembentukan Orientasi Masa Depan
1. Motivasi
Berprestasi
Motivasi berprestasi adalah
keinginan untuk menyelesaikan sesuatu untuk mencapai standar kesuksesan dan
untuk mencapai kesuksesan.(
Strantock,1998) Mc Clellan mengunakan istilah need for achievement untuk
memotivasi berprestasi ,dan mendefinisikannya sebagai suatu dorongan pada
seseorang untuk berhasil dalam berkompetisi yang didasarkan atas suatu standra
keunggulan.
Menurut Hainz Heckhausen (1967)
motivasi berprestasi adalah dorongan individu untuk meningkatkan atau
mempertahankan kecakapan setinggi mungkin dalam segala aktivitas dimana suatu
standar keunggulan digunakan sebagai suatu pembanding.
Standar keunggulan tersebut mencangkup tiga hal yaitu:
a) Standar
keunggulan tugas yaitu keunggulan yang berkaitan dengan pencapain tugas secara
sebaik-baiknya
b) Standar
keunggulan diri yaitu standar keunggulan yang berhubungan dengan pencapaian
prestasi belajar yang lebih tinggi dibanding sebelumnya.
c) Standar
keunggulan orang lain yaitu standar yang berhubungan dengan pencapaian prestasi
yang setara
2.
Iklim lingkungan
Iklim sangat berkaitan erat dengan
keberhasilan seorang wirausaha dilingkungannya, artinya iklim lingkungan yang
kondunsif akan membangkitkan semangat keberhasilan mereka. Sebaliknya iklim lingkungan
yang kurang sehat akan menghambat keberhasilan mereka yang pada akhirnya akan
mempengaruhi kesuksesan usahanya.
3.
Lingkungan Keluarga
Tujuh variabel yang dianngap mewakili latar belakang
keluarga:
a)
Jumlah anggota keluarga
b)
pendidikan orang tua
c)
status jabatan keluarga
d)
penghasilan keluarga
e)
pengaturan rumah
f)
kepemilikan
g)
lingkungan pendidikan rumah
4.
Resiliensi
Resiliensi adalah kemampuan atau
kapasitas insani memungkinkanya untuk menghadapi,mencegah,meminimalkan dari
kondisi yang tidak menyenangkan atau mencegah kondisi untuk diatasi.
Resiliensi adalah kemampuan untuk
beradaptasi dan tetap teguh dalam keadaan sulit. (Reivich dan Shatte,2002)
resiliensi dibangun dari beberapa kemampuan yang berbeda dan hampir tidak ada
satupun individu yang secara keseluruhan memilki kemampuan tersebut dengan
baik.
Kemampuan resiliensi ini terdiri dari :
a) Regulasi
emosi, menurut Reivich dan Shatte (2002) regulasi emosi adalah kemampuan untuk
tetap tenang dalam tekanan
b) Pengendalian
implus Reivich dan shatte (2002) mendefinisikan pengendalian impus adalah
kemampuan mengendalikan keinginan , dorongan,kesukaan, serta tekanan yang
muncul dari dalam diri seseorang.
c) Optimisme, individu
yang resilien adalah individu yang optimis.mereka memilki harapan dimasa yang
akan datang dan percaya dapat mengontrol arah hidupnya.
d) Empati,
mempresentasikan bahwa individu mampu membaca tanda-tanda psikologis dan emosi
dari orang lain.
e) Analisis
penyebab masalah, Seligman ( dalam Reivich dan Shatte,2002) mengungkapkan sebuah konsep
yang berhubungan erat dengan analisis penyebab masalah yaitu gaya berfikir .
f) Efikasi diri, Reivich
dan Shatte(2002) mendefinisikan efikasi diri sebagai keyakinan pada kemampuan
diri sendiri untuk menghadapi dam memecahkan masalah dengan efektif .
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Orientasi masa depan adalah upaya
antisipasi terhadap masa depan yang menjanjikan dengan memanfaatkan semua
peluang yang ada. Orientasi masa depan berkaitan erat dengan harapan, tujuan,
standar, rencana, dan strategi pencapaian tujuan dimasa akan datang.
Ada tiga tahap proses pembentukan
orientasi masa depan yaitu:
a.
Motivation (motivasi)
b.
Planning ( perencanaan)
c.
Evaluation ( evaluasi)
karakter
seoarang wirausaha yang berorientasi ke masa depan adalah :
1.
Seoarang visioner
2.
Selalu menggunakan pola pikir secaraa positif
3.
Memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam
menjalankan usahanya.
Dalam berorientasi masa depan seorang wirausaha dipengaruhi oleh faktor-faktor :
1.
Motivasi berprestasi
2.
Iklim lingkungan
3.
Lingkungan keluarga
4.
Resiliensi
B. Saran
Dalam meraih kesuksesan seorang wirausaha harus memiliki
karakter selalu berorientasi ke masa depan dengan selalu memanfaatkan semua
peluang yang ada, serta mencoba menemukan ide-ide terbaru dalam berkarya.
Jangan pernah menyerah jika sekali mengalami kegagalan tetaplah bersemangat dan
berpikir positif.
DAFTAR
PUSTAKA
Desmita. Perkembangan kewirausahaan
Diana Anastasia dan
Setiawati Lilis (2000) Kewirausahaan No Limit. CV. Andi Offset: Yogyakarta
Gelinas, U. J, S.G.
Sutton, and A. E. Oram (1998) entrepeneurship,
4th Edition. Cincinati: Suoth-Western College Publishing.
http :// cetak.kompas.com.orientasi masa depan cukupkah
http ://greezarl.wordpress.com/2009/03/08.masa remaja refleksi masa depan
0 comments:
Post a Comment