Friday 5 December 2014

MAKALAH KOMUNIKASI BISNIS



BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG
Manusia adalah makhluk sosial yang selalu berinteraksi satu sama lain, baik itu dengan sesama, adat istiadat, norma, pengetahuan ataupun budaya di sekitarnya. Pada kenyataanya seringkali kita tidak bisa menerima atau merasa kesulitan menyesuaikan diri dengan perbedaan-perbedaan yang terjadi akibat interaksi tersebut, seperti masalah perkembangan teknologi, kebiasan yang berbeda dari seorang teman yang berbeda asal daerah atau cara- cara yang menjadi kebiasaan (bahasa, tradisi atau norma) dari suatu daerah sementara kita berasal dari daerah lain. Dalam hubungannya dengan proses budaya, komunikasi yang ditujukan kepada orangatau kelompok lain adalah sebuah pertukaran budaya. Dalam proses tersebut terkandung unsur-unsur kebudayaan, salah satunya adalah bahasa, sedangkan bahasa adalah alat komunikasi. Untuk mempelajari komunikasi sebagai proses budaya kita terlebih dahuluharus memahami apa yang dimaksud dengan istilah budaya atau kebudayaan dan apa yang dimaksud dengan istilah komunikasi, karena dengan memahami kedua istilah tersebut akan memudahkan bagi kita untuk membahas komunikasi sebagai proses budaya.Bagi para pelaku bisnis, pemahaman yang baik terhadap budaya di suatu daerah, wilayah, atau Negara menjadi sangat penting artinya bagi pencapaian tujuan organisasi bisnis.

 
Secara sederhana, komunikasi bisnis lintas budaya adalah komunikasi yang digunakan dalam dunia bisnis baik komunikasi verbal maupun nonverbal dengan memperhatikan faktor-faktor budaya di suatu daerah, wilayah, atau Negara. Pengertian lintas budaya dalam hal ini bukanlah semata-mata budaya asing (internasional), tetapi juga budaya yang tumbuh dan berkembang di berbagai daerah dalam wilayah suatu Negara. Di tengah keragaman budaya dunia saat ini , banyak sekali hal yang menjadi tantangandalam melakukan suatu komunikasi. Perbedaan kultur, etnosentrisme, dan bahasa merupakan hambatan yang pasti ditemui dalam setiap proses komunikasi antar budaya.
Sehingga harus dapat kita pahami elemen-elemen yang membuat komunikasi antar budaya tersebut berhasil dilakukan dengan melihat unsur budaya low context atau high context yang digunakan .

B.     TUJUAN
Agar mahasiswa dapat mengetahui hal-hal yang sangat berperan dalam komunikasi yang terjadi antar budaya dan  mampu memahami kultur low dan high context dalam komunikasi lintas budaya serta Dapat memahami bagaimana komunikasi lintas budaya dilakukan secara baik, dengan mengurangi hambatan-hambatan yang ada















BAB II 
GAMBARAN UMUM

Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain agar terjadi saling mempengaruhi di antara keduanya.Pada umumnya, komunikasi dilakukan secara lisan atau verbal yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. Apabila tidak ada bahasa verbal yang dapat dimengerti oleh keduanya, komunikasi masih dapat dilakukan dengan menggunakan gerak-gerik badan, menunjukkan sikap tertentu, misalnya tersenyum, menggelengkan kepala, mengangkat bahu. Cara seperti ini disebut komunikasi dengan bahasa nonverbal.
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat-istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni.
Sebuah budaya akan berubah dan berevolusi dari waktu ke waktu. Namun seperangkat karakteristik dimiliki bersama oleh sebuah kelompok secara keseluruhan dapat dilacak, meskipun telah berubah banyak, dari generasi ke generasi.









BAB III
PEMBAHASAN

A.   PENGERTIAN KOMUNIKASI BISNIS ANTARBUDAYA

Intercultural communication is the process of sending and receiving messages between people of different cultures.
Komunikasi Antarbudaya (Intercultural Communication)adalah proses komunikasi antara orang-orang yang berbeda budaya [baik dalam arti ras, etnik, atau perbedaan-perbedaan sosio ekonomi.
Penggolongan kelompok budaya tidak bersifat mutlak; kita boleh memilih satu atau lebih untuk menandai sebuah kelompok yang memiliki budaya yang sama. Misalnya di USA. Orang Amerika berbicara tentang orang-orang asli California, Nebraska, dan New Hampshire sebagai berasal dari budayabudaya regional yang berbeda (West Coast, Midwest, dan New England), Kita boleh menyebut masing-masing sebagai anggota sebuah budaya kota atau budaya desa, atau sebagai anggota budaya Irlandia atau budaya Yahudi. Kita boleh menganggap mereka sebagai anggota-anggota budaya Barat yang lebih luas lagi.
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat-istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni.
Atau dalam versi lainnya
Culture is a shared system of symbols, beliefs, attitudes, values, expectations, and norms for behavior. Subcultures are distinct groups that exist within a major culture.
Cara anda berpakaian, hubungan anda dengan orangtua dan teman-teman anda, apa yang anda harapkan dari perkawinan dan pekerjaan, makanan yang anda makan, bahasa yang anda gunakan, semuanya itu dipengaruhi oleh budaya anda. Ini tidak berarti bahwa, anda berpikir, percaya, dan bertindak sama persis seperti setiap orang lainnya dalam budaya anda.
Sebuah budaya akan berubah dan berevolusi dari waktu ke waktu. Namun seperangkat karakteristik dimiliki bersama oleh sebuah kelompok secara keseluruhan dapat dilacak, meskipun telah berubah banyak, dari generasi ke generasi.

B.   Etnosentrisme
Dalam berkomunikasi, kita cenderung untuk menghakimi nilai, adat istiadat atau aspek-aspek budaya lain menggunakan kelompok kita sendiri dan adat istiadat kita sendiri sebagai standar bagi semua penilaian. Disadari atau tidak, kita sering mengganggap kelompok kita sendiri, negeri kita sendiri, budaya kita sendiri, sebagai yang terbaik, yang paling bermoral, dsb.
Etnosentrisme sulit dihilangkan, karena ia bersumber pada psikologi manusia (memperoleh dan memelihara penghargaan diri). Dan ini merupakan keinginan yang sangat manusiawi dari tiap orang yang berlatar budaya yang
berbeda.
Konsep ini mewakili sebuah pengertian bahwa setiap kelompok etnik atau ras mempunyai semangat bahwa kelompoknyalah yang lebih superior dari kelompok lain.
Prasangka merupakan sikap negatif atas suatu kelompok tertentu dengan tanpa alasan dan pengetahuan atas seseuatu sebelumnya. Prasangka ini juga terkadang digunakan untk mengevaluasi sesuatu tanpa adanya argument atau informasi yang masuk
Streotip berasal dari kecenderungan untuk mengorganisasikan sejumlah fenomena yang sama atau sejenis yang dimiliki oleh sekelompok orang ke dalam kategori tertentu yang bermakna. Streotip berkaitan dengan konstruksi imej yang telah ada dan terbentuk secara turn-temurun menurut sugesti. Ia tidak hanya mengacu pada imej negatif tetapi juga positif. Misalnya masyarakat Batak yang memiliki streotip yang kasa da tegas sdangkan masyarakat Jawa dikenal sebgaia masyarakat yang luwes, lemah, dan penurut.
Adanya perbedaan budaya dimasing-masing kelompok, masyarakat dan negara, juga turut mempengaruhi efektifitas komunikasi antarbudaya. Adapun kunci keberhasilan dalam hubungan komunikasi bisnis juga dapat dipengaruhi oleh hal-hal seperti :
§  Social values
contohnya orang Amerika dikenal dengan etos kerja keras, sukses dapat diukur dari sisi materi, berorientasi pada tujuan dan efesiensi. Sementara untuk Indonesia dengan tingkat pengangguran usia kerja yang tinggi, menciptakan lapangan pekerjaan jauh lebih penting daripada bekerja secara efisien.

§  Roles and Status
contohnya, dibanyak negara wanita masih belum [tidak] memainkan peranan yang menonjol dalam bisnis, pemerintahan bahkan dalam praktek kesehariannya masih ada batasan-batasan. Hal ini dikarenakan adanya sistem nilai, kepercayaan, dan pengaruh kuat agama.
Konsep status juga berbeda. Seorang eksekutif Amerika menunjukkan tanda-tanda statusnya dengan menunjuk kepada nilai materialistik. Big boss biasanya mempunyai ruang kantor besar, karpet yang bagus, sofa yang mahal, asesori-asesori yang mahal, dll. Mempunyai kantor pribadi lebih terhormat di Amerika, daripada sebuah meja kerja pribadi di ruang terbuka. Ini disebutnya Spatial Arrangements. Dalam budaya lain, dikomunikasikan dalam cara yang berbeda, misalnya seorang eksekutif Perancis akan lebih terhormat apabila duduk di tengah dalam area yang terbuka.

§  Concept of Time
Perbedaan persepsi terhadap waktu adalah faktor lainnya yang bisa menyebabkan misunderstandings . Para ekekutif Amerika dan Jerman melihat waktu sebagai sesuatu yang harus diencanakan dan dipergunakan secara efisien, berfokus hanya pada tugas pekerjaan tiap periode yang sudah terjadwal. Waktu adalah terbatas, jadi mereka mencoba langsung mendapatkan sesuatu [informasi, pendapat, masukan, pengarahan, dll] secepat mungkin ketika berkomunikasi.
Disisi lain, para eksekutif Amerika Latin dan Asia melihat waktu sebagai sesuatu yang fleksibel. Karena dalam budaya mereka, membangun sebuah dasar/fondasi hubungan bisnis adalah jauh
lebih penting daripada batas waktu pertemuan untuk tugas tertentu.

§  Concept of Personal Space
Seperti halnya waktu, ruang/ jarak dalam berkomunikasi seringkali menyebabkan pengertian yang berbeda dalam budaya yang berbeda. Dalam Budaya Barat dalam berkomunikasi biasanya mereka berdiri 5 feet selama percakapan bisnis. Jarak ini bagi orang Jerman dan Jepang, adalah dekat namun tidak nyaman . Tetapi bagi orang Arab dan Amerika Latin, jarak ini jauh dan tidak nyaman.
Budaya Barat cenderung bereaksi negatif (tanpa pemberitahuan kenapa), ketika seorang Arab bergerak mendekat selama percakapan. Dan orang Arab mungkin bereaksi negatif [tanpa pemberitahuan kenapa] ketika seorang Amerika/ Kanada bersikap mundur agak menjauh selama percakapan.

C.   Perbedaan Komunikasi Antara kultur Low Context dan High Context
 Dalam bukunya, antropolog Edward Hall membedakan budaya konteks tinggi dan budaya konteks rendah. Menurutnya, budaya bisa dianggap ada dalam suatu rentang (continuum), seperti tampak dalam gambar di bawah.

§  Budaya Konteks Tinggi

• Jepang
• Arab
• Yunani
• Spanyol
• Italia
• Inggris
• Prancis
• Amerika
• Skandinavia
• Jerman
• Jerman-Swiss

§  Budaya Konteks Rendah
Contoh budaya-budaya yang disusun dalam suatu rentang antara Budaya Konteks Tinggi dan Budaya Konteks Rendah (Sumber : Larry A. Samovar dan Richard E. Porter, Communication Between Cultures, Belmont, CA : Wadsworth, 1991, hlm. 235)
Budaya konteks tinggi dan budaya konteks rendah mempunyai beberapa perbedaan penting dalam cara penyandian pesannya. Anggota budaya konteks tinggi lebih terampil membaca perilaku nonverbal dan "dalam membaca lingkungan" , dan mereka menganggap bahwa orang lain juga akan mampu melakukan hal yang sama. Jadi mereka berbicara lebih sedikit daripada anggota-anggota budaya konteks rendah. Umumnya komunikasi mereka cenderung tidak langsung dan tidak ekplisit.
Budaya konteks rendah, sebaliknya menekankan komunikasi langsung dan ekplisit : pesan-pesan verbal sangat penting, dan informasi yang akan dikomunikasikan disandi dalam pesan verbal. Budaya konteks tinggi antara lain budaya Cina, Korea, Jepang, Indonesia.
Dalam membandingkan orang-orang Amerika dengan orang-orang Melayu dan Jepang, Althen memberikan suatu contoh dimensi konteks tinggi/ konteks rendah :
Orang-orang Amerika memperhatikan kata-kata yang orang gunakan untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan perasaan. Mereka umumnya tidak terampil dalam "membaca" pesan nonverbal orang lain. "Oh, kalian orang Amerika!" kata seorang wanita Jepang yang jengkel dipaksa menjelaskan rincian tentang suatu situasi yang tidak menyenangkan, "Kamu harus mengatakan segalanya!"(Althen, 1992, Hlm. 416).
Orang Indonesia juga sangat pintar dalam "membaca" pesan nonverbal orang lain. Misalnya mahasiswa yang akan menghadap dosen untuk urusan skripsi, maka mhs tsb harus dapat melihat apakah sang dosen itu sedang dalam suatu situasi ceria (wajah), menyenangkan, punya waktu, dan bisa diajak konsultasi dsb.
Kalau tidak bisa mahasiswa tersebut dimarahi habis-habisan karena tidak mengerti keadaan sang dosen yangsedang tidak mood.

D.   Perbedaan Budaya dalam Komunikasi
Nilai (value) didefinisikan sebagai keyakinan dasar (Robbins: 158). Nilai akan mempengaruhi  persepsi seseorang, sehingga seseorang yang masuk  ke suatu organisasi atau  perusahaan akan membawa persepsinya mengenai apa yang baik dan  apa yang buruk. Secara umum orang-orang Amerika berpandangan bahwa uang akan dapat mengatasi berbagai masalah. orang-orang Amerika dikenal dengan etos kerja keras, sukses dapat diukur dari sisi materi, berorientasi pada tujuan dan efesiensi Kekayaan yang diperoleh dari usahanya sendiri merupakan sinyal superiototas,dan orang yang bekerja keras lebih baik daripada yang tidak bekerja keras.Di Indonesia, khususnya orang-orang yang tinggal di daerah pedesaan masih memiliki kebersamaan yang tinggi,sementara ada kecenderungan bahwa nilai-nilai gotong royong mulai memudar di daerah perkotaan, seiring dengan semakin tingginya sikap individualities. Indonesia dengan tingkat pengangguran usia kerja yang tinggi, menciptakan lapangan pekerjaan jauh lebih penting daripada bekerja secara efisien.
Budaya menuntun peran yang akan dimainkan seseorang,termasuk siapa berkomunikasi dengan siapa, apa yang mereka komunikasikan, dan dengan cara bagaimana mereka berkomunikasi.


E.     Linguistic (Bahasa)
Dalam bisnis global persyaratan pemahaman bahasa asing tidak dapat dihindari  lagi. lnteraksi dengan orang asing bukan hanya karena dalam perusahaan  mempekerjakan orang-orang dari berbagai negara,  tetapi perusahaan global  juga berhubungan dengan  pemasok,  pelanggan, agen, distributor,  pesaing,  dan hukum dariberbagai negara. Bahasa internasional  adalah bahasa lnggris, sehingga pemahaman bahasa lnggris merupakan  hal yang penting, namun dalam bisnis-bisnis  tertentu diperlukan  penguasaan  bahasa lain.Dalam perkembangan  ekonomi di lndonesia, di mana pada tahun  1996 terdapat 265 (49,76%) perusahaan  asing berasaldari  Jepang, maka pemahaman  bahasa Jepang menjadi  signifikan  dalam komunikasi  bisnis

F.      Konteks Budaya
Salah satu berbagai macam cara orang menyampaikan pesannya kepada orang lain sangat ditentukan konteks budaya. Di dalam konteks budaya tinggi seperti Korea Utara atau Taiwan, orang kurang tergantung pada komunikasi verbal, tetapi lebih banyak tergantung pada komunikasi non verbal. Dalam melakukan percakapan mereka cenderung menyampaikan pesan-pesan secara tidak langsung (indirect) yang disertai dengan ekspresi ataupun gerakan-gerakan tubuh. Dalam konteks budaya rendah,seperti Amerika Serikat dan Jerman, orang sangat tergantung pada komunikasi verbal dan bukan komunikasi non verbal.
Saat ini semakin banyak pola kerja sama maupun kesepakatan ekonomi di berbagai kawasan dunia. Hal ini menjadikan komunikasi bisnis antar budaya dan antar Negara semakin menjadi hal yang sangat penting. ASEAN (AFTA/ASEAN Free Trade Area), kawasan Asia Pasifik (APEC), kawasan Amerika Utara (NAFTA/ North American Free Trade Area), kawasan eropa tengah (CEFTA/Central European Free Trade Agreement), kawasan Eropa (EFTA/European Free trade area), dan kawasan Amerika Latin (LAFTA/Latin American Free Trade area) adalah beberapa contoh kongkrit terjadinya komunikasi dan kerja sama antar Negara. Hal tersebut mengakibatkan hilangnya batas-batas Negara dalam komunitas tersebut yang akibatnya terjadi pada pergeseran nilai-nilai budaya, adat istiadat, dan bahasa (Globalisasi). Kondisi ini juga didukung pesatnya perkembangan ICT (Teknologi Komunikasi dan Informasi) seperti internet, tv Kabel dan lain sebagainya dan membuat kita lebih mudah untuk mempelajari dan mengakses kebudayaan lain ataupun Negara lain yang walaupun letaknya secara geografis tidak memungkinkan kita berada secara langsung. Hal-hal penting yang menjadi elemen agar suatu komunikasi lisan dan tulisan berhasil dilakukan, antara lain :
a.    Nilai-nilai Sosial nilai kemasyarakatan yang hidup dan berkembang pada suatu wilayah
b.    Peran dan status Sektor publik dan status sosial yang berbeda ukurannya antara negara satu dengan yang lain
c.    Pengambilan Keputusan Di setiap kebudayaan system pengambilan keputusan akan berbeda dengan kebudayaan lain. Contoh : Di Negara-negara maju seperti A.S. para eksekutif selalu berupaya cepat dan seefisien mungkin mengambil suatu keputusan penting. Sedangkan di kawasan Asia, keputusan cenderung berlangsung secara lambat dan bertele (hubungannya dengan low context dan high context)
d.    konsep waktu Sebagian besar penduduk di Negara maju sudah menyadari bahwa waktu sangatlah berharga. Untuk menghemat waktu, mereka membuat rencana bisnissecara efisien dengan memusatkan perhatian pada tugas tertentupada periode tertentu juga Sedangkan di Asia, umumnya memandang waktu secara fleksibel.Menurut mereka, menciptakan dasar-dasar hubungan bisnis lebih penting daripada sekedar dapat menyelesaikan suatu pekerjaan.
e.    Konsep Jarak Komunikasi Adanya pemisahan kepentingan pribadi dengan kepentingan bisnis, tergantung kapan dia melakukan komunikasi.
f.     Konteks Budaya Penggunaan konteks rendah dan konteks tinggi tergantung di kebudayaan mana komunikasi itu berada dan berlangsung
g.    Bahasa Tubuh Bahasa tubuh merupakan salah satu elemen penting dalam komunikasi, khususnya High Context culture.

G.   Komunikasi Non Verbal
§  Body language, contoh mengatakan "NO". Bagi orang Amerika dan Kanada, mengatakan "NO" dengan menunjukkan geleng-geleng kepala (shake their heads and forth) . Orang Bulgaria menunjukan dengan kepala naik turun (nod up and down). Orang Jepang dengan menggerak-gerakan tangan kanan. Orang Sisilia (Italia) dengan mengangkat dagunya.
§  Eye Contact, Contohnya orang Amerika Utara melihat eye contact sebagai tanda kejujuran. Orang yang berkomunikasi dengan orang lain tidak memandang mata lawan bicara dipandang tidak jujur. Anak-anak orang Puerto Rico diajarkan untuk tidak memandang mata orang dewasa karena tidak sopan. Orang Jepang mengajarkan anak-anak mereka agar melihat orang yang jauh lebih tua hanya sebatas leher. Di Korea memandang lawan bicara terus menerus diartikan sebagai tanda perbuatan kasar. Di negara Arab, antara pria dan wanita tidak dianjurkan untuk saling menatap satu sama lain, karena bisa diartikan melanggar Hukum agama Islam, atau memandang orang yang bukan muhrimnya.
§  Smiling, pepatah Cino kuno mengatakan, “orang tanpa senyum tidak boleh membuka toko". Senyum adalah bahasa universal, yang bisa menutupi rasa malu, kesedihan/ duka, emosi, bahkan rasa marah seseorang.
§  Gestures, mempunyai makna berbeda ditiap negara. Di Bulgaria, orang yang menganggukanggukan kepala bisa berarti mengatakan "no" dan menggeleng-gelengkan kepala mereka yang bisa berarti berkata "iya".
§  Personal Space, adalah jarak yang diinginkan seseorang [wanita/pria] ketika berkomunikasi atau pertukaran yang bukan dalam kondisi intim. Hasil observasi dan experimen terbatas menyimpulkan bahwa, kebanyakan orang Amerika Utara, Eropa Utara dan Asia menginginkan ruang pribadi yang lebih besar dibandingkan dengan orang Amerika Latin, Perancis, Italia dan Arab.
§  Touch, hasil studi di US menunjukkan bahwa sentuhan diintepretasikan sebagai menunjukkan "kekuatan" atau bisa diartikan membantu atau menolong. Orang yang jauh lebih kuat, menyentuh orang yang kurang kuat.
§  Time. Masalah perbedaan waktu merupakan hal yang lumrah di belahan bumi manapun. Tetapi yang jauh lebih penting adalah adanya perbedaan sudut pandang terhadap waktu dan sikap terhadap waktu.

Komunikasi non verbal usianya lebih tua daripada komunikasi verbal. Hingga usia kira-kira 18 bulan, manusia cenderung bergantung total pada komunikasi non verbal seperti sentuhan, senyuman, pandangan mata, bunyi-bunyian, dll. Maka tidaklah mengherankan ketika kita ragu pada seseorang, kita lebih percaya pada pesan non verbalnya. Orang yang terampil membaca pesan non berbal orang lain disebut intuitif, sedangkan yang terampil
mengirimkannya disebut ekspresif.
Manusia mempersepsi tidak hanya lewat bahasa verbalnya saja, seperti bagaimana bahasanya (halus, kasar, intelektual, mampu berbahasa asing, dsb), namun juga melalui perilaku non verbalnya. Pentingnya pesan non verbal ini misalnya dilukiskan frase, “bukan apa yang ia katakan, melainkan bagaimana ia mengatakannya” . Lewat perilaku non verbalnya, kita dapat mengetahui suasana emosional seseorang, apakah ia sedang bahagia, bingung, atau sedih. Kesan awal kita pada sesorang sering didasarkan perilaku non verbalnya, yang mendorong kita untuk mengenalnya lebih jauh.
Secara sederhana, pesan non verbal adalah semua isyarat yang bukan kata-kata, mencakup semua rangsangan (kecuali rangsangan verbal) dalam suatu setting komunikasi, dan bermakna bagi orang lain.

H.   Fungsi Pesan non Verbal.
Dilihat dari fungsinya, perilaku non verbal mempunyai beberapa fungsi. Paul Ekman menyebutkan lima fungsi pesan non verbal, seperti yang dapat dilukiskan dengan perilaku mata, yakni sebagai :
1.    Emblem, gerakan mata tertentu merupakan simbol yang memiliki kesetaraan dengan simbol verbal. Kedipan mata dapat mengatakan, “Saya tidak sungguh-sungguh”.
2.    Ilustrator. Pandangan ke bawah dapat menunjukkan depresi atau kesedihan.
3.    Regulator. Kontak mata berarti saluran percakapan terbuka. Memalingkan muka menandakan ketidaksediaan berkomunikasi.
4.    Penyesuai. Kedipan mata yang cepat meningkat ketika orang berada dalam tekanan. Itu merupakan respons yang tidak disadari yang merupakan upaya tubuh untuk mengurangi kecemasan.
5.     Affect Display. Pembesaran manik-mata (pupil dilation) menunjukkan peningkatan emosi. Isyarat wajah lainnya menunjukkan perasaan takut, terkejut, atau senang.

I.      Oral Communication
§  Understatemen merupakan kebiasaan mengecilkan persoalan.
§  Exaggerate adalah pernyataan yang dilebih-lebihkan atau dibesar-besarkan. Seorang businessman dalam bernegosiasi dengan seorang Jerman berkata, "I know it's impossible, but can we do it ? " . Bagi orang Jerman pernyataan itu menunjukkan "tidak bisa dikerjakan". Namun bagi orang Amerika melihatnya "impossible" sebagai ada hubungan kuat dengan berkata "difficult" dan diasumsikan dengan adanya kecukupan sumberdaya dan komitmen untuk melakukannuya, alias "the job could in fact be done".
§  Compliments adalah ungkapan kata pujian atas diri seseorang, bisa dalam konteks berkomunikasi atau sapaan akrab.
§  Silence, mempunyai arti yang berbeda-beda dalam budaya yang berbeda. Di Jepang, diam bisa berarti "I don't like your idea," tetapi juga bisa berarti , "I'm thinking. Orang Mesir mengartikan diam dengan konsentrasi. Orang Yunani mengartikannya dengan penolakan. Kalau di Indonesia diam adalah bisa takut atau tidak mengerti sama sekali.
§  Voice Qualities adalah keras lemahnya suara dalam berkomunikasi. Terlalu keras dalam bersuara, lawan bicara bisa mengartikan pernyataan tersebut dengan tulus hati, sungguhsungguh atau malah bisa diartikan kasar.



BAB IV
PENUTUP

A.    KESIMPULAN
Semakin pesatnya perkembangan teknologi saat ini memungkinkan kita untuk berkomunikasi antar budaya. Dimana ada perbedaan bahasa, kebiasaan dan lain sebagainya. Pengembangan keterampilan berkomunikasi bisnis antar budaya menjadi semakin penting artinya, mengingat dunia bisnis sudah menjadi bagian dari globalisasi. Kita juga dapat mempelajari secara detail mengenai kebudayaan dengan berbagai cara yang sangat banyak saat ini, seperti membaca, browsing internet, berita,dan lain-lain agar dapat memahami perbedaan lintas budaya dan memandangnya sebagai suatu anugerah bukan memandang dengan mendeskriminasinya.

B.     SARAN
Diharapkan mahasiswa dalam membuat makalah ini harus dengan bersungguh-sungguh agar mendapatkan hasil yang maksimal, Sehingga  pembaca dapat memahami isi dari makalah yang telah di buat. Dengan membaca isi makalah ini dapat merasa puas dan pembaca dapat mengetahui tentang Tantangan komunikasi Di Tengah Keragaman Budaya Dunia.





DAFTAR PUSTAKA

Bovee, Courland L., Business Communication Today, Prentice Hall International, Inc. New Jersey
Locker, O. Kitty., Business and Administrative Communication, Mc. Graw     Hill - The Ohio State University, USA,
Mulyana, Deddy., Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, Remaja Rosdakarya Bandung, Juni 2000
§  http://ebookbrowse.com/tantangan-komunikasi-di-tengah-keragaman-budaya-dunia-docx-d282265011
§  http://lisna-widiyasari.blogspot.com/2011/02/resume-tantangan-komunikasi-di-tengah.html

0 comments:

Post a Comment

Powered by Blogger.
Final Fantasy 7 Cloud Strife

Vidoeku

 
Iman Dan Taqwa Di Lengkapi | Dengan Keihlasan | Sibocahbiru016